“Selamat tinggal”
“jangan menangis”
“kirim doa untuk ku saja”
“yang indah pasti hanya kamu”
“pergi dulu, mungkin bukan saya yang menemui kamu lagi, tapi kamu yang menemui saya kelak disana”
“saya tidak sakit, mungkin sudah mati rasa. atau mungkin saya yang akan menyakiti kamu, buat kamu teteskan airmata hanya untuk tidurku yang panjang??”
....SUDAH.....
dipejamkan mata....
Melati putih kini membaur di tanah yang mendekap dalam kesunyianmu, menyertai tidur panjangmu, menghantarkan doa untuk mu dari ku. menyampaikan bisikan hati ini yang katakan “saya menyukai apa yang dulu kamu suka”.
Sesulit inikah jalan takdir?? bila harus ada kata yang membatasi mungkin bukan kata-kata kemarin. selalu rindu senyummu kala itu, bukan senyummu yang lelap dan tertawa hanya dengan mimpimu saja..
“kelak kamu akan jalani hidupmu sendiri. hanya tersisa kamu yang menyendiri dengan memori yang saya rangkai dihari lalu, jangan di lupakan, jangan dibuang, tapi juga jangan di tangisi, mulailah dan bukalah kisah yang baru..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar