TUGAS 4
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
1. Menjelaskan Bagaimana Praktek Pengungkapan Akuntansi Dipengaruhi Oleh Perbedaan Tata-Kelola Keuangan Perusahaan Di Suatu Negara
Perkembangan sistem
pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan
praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum,
ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan,
budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika
lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan
terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan
yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan
nilai pemegang saham yang meningkat.
2. Memahami Persoalan-Persoalan Penting Yang Mempengaruhi Keputusan Manajemen Untuk Membuat Pengungkpan Keputusan
Dalam pembuatan
keputusan para manajer harus berhati-hati dan memilih keputusan yang paling
rasional dan paling sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbagai jenis keputusan
adalah sebagai berikut:
o Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin,
sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pd manjemen tkt bawah. Contoh : keputusan pemesanan
barang, keputusan penagihan piutang, dll.
o Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg
terperinci. Contoh: Keputusan membeli
sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
o Keputusan tidak
terprogram atau tidak terstruktur : keputusan
yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi
di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk
terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat
penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg
jarang terjadi.
3. Mengidentifikasi Tujuan Pengungkapan Akuntansi Dalam Pasar Ekuitas
Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan
koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada
para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk
pemanfaatan yang paling produktif.
Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah
yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang
ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal
eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi,
Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi
koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang
mereka tanamkan.
Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat
dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi
ketidakpastian, yaitu:
a.
Dalam dunia
ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas
sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
b.
Karena adanya
ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
c.
Para investor
menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari
suatu sekuritas.
d.
Para investor
menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau
sebaliknya.
e.
Nilai sebuah
sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan
berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
f.
Jadi,
Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil
yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan
dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja
perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk
menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat
mengurangi biaya modal.
4. Memahami Perbedaan Mendasar Praktek Pengungkapan Keuangan Perusahaan Dalam Berbagai Aspek
·
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki
dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan
saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang
mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal
dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang
bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya
kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan,
dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki
berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam
mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan
terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan
untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu,
lengkap dan akurat.
·
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya
mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi
informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan
kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan
kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar
domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan
pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara
satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada,
Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang
ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang
saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya,
yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam)
sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak
ada.
·
Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia
dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi
pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan
laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
a.
Pengungkapan
informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang
mencakup:
- ramalan pendapatan, laba rugi, laba
rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya.
- informasi prospektif mengenai kinerja
atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan
dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah.
- laporan rencana manajemen dan tujuan
operasi di masa depan.
Kebanyakan
perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai
rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang
mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling
tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman
menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
b.
Pengungkapan
segmen
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis
keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat
mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami
secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh
terhadap keseluruhan perusahaan.
c.
Laporan arus
kas dan arus dana
IFRS
dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar
negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
d.
Pengungkapan
tanggung jawab social
Saat
ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok
besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) –
karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat
umum.
Informasi
mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi
buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi
kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan
kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para
investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan
produktivitas perusahaan.
e.
Pengungkapan
khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip
akuntansi yang digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus
untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan
yang dimaksud seperti :
- ”Penyajian ulang untuk kenyamanan”
informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestic.
- Penyajian ulang hasil dan posisi
keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi.
- Satu set lengkap laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa
pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan
dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
Banyak
perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa
negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas
daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan
baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
·
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat
internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan –
tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham,
anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan
kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan
peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin
mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
·
Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis Melalui Intern
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai
saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan
sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language –
XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini
dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan
keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak
perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat
menikmati manfaatnya.
·
Pemgungkapan Laporan Tahunan Di Negara-Negara pasar
Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di
negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel
dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh,
pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen
yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di
tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara
pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan
keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan
pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan
pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan
pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan
perekonomian yang lebih maju.
Namun demikian, permintaan investor atas informasi
mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar
berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini
dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan
upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
·
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan
Para Manajer
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus
sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib,
tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia.
Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah
harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan
dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula,
para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak
dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis
keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh
keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan
yang ketat.
Sumber :
Hendriksen,
Elden S. dan Michael F. Van Breeda. Teori Akunting. Edisi ke-5. Buku Satu.
Batam:
Interaksara, 2000.
TUGAS 5
TRANSLASI MATA UANG ASING
1. Membedakan Translasi Dan Konversi Antar Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan
konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang lain secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan
satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound
Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran
fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan
konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi
terkait yang terjadi.
2. Memahami Istilah-Istilah Dalam Translasi Mata Uang Asing
a.
Konversi,
merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
b.
Kurs kini,
merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
c.
Posisi aktiva
bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs
kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
d.
Kontrak
pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan
mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs
forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
e.
Mata uang
fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang
Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
f.
Kurs histories,
merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
g.
Mata uang
pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
h.
Kurs spot,
merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
i.
Penyesuaian
translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan
keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang
pelaporannya.
Daftar
istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
a.
Atribut,
karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu
aktiva.
b.
Konversi,
pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
c.
Kurs kini,
nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
d.
Diskonto,
ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang
berlaku sekarang.
e.
Posisi aktiva
bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari
kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
f.
Mata uang
asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata
uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
g.
Laporan
keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang
asing sebagai unit pengukuran.
h.
Transaksi mata
uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau
utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam
mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
i.
Translasi mata
uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau
diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan
kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
j.
Operasi luar
negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan
atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam
laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing
selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
k.
Kontak
pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang
dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada
tanggal tertentu di masa depan.
l.
Mata uang
fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
m.
Kurs histories,
kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
n.
Mata uang
local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang
digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
o.
Pos-pos
moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata
uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
p.
Mata uang
pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
q.
Tanggal
penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
r.
Kurs spot,
nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
s.
Tanggal
transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi
perusahaan pelapor.
t.
Penyesuaian
translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
u.
Unit
pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.
3. Mengetahui Perbedaan Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan (
sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba
berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi
dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat
menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian
translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai
penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan
unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk
perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan
luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian
translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam
mata uang domestic dan harus diakui.
4. Menghitung Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
a.
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari
entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b.
Penangguhan
dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan
diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba
dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
c.
Penangguhan
Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya
karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d.
Tidak
Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian
translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.
5. Memahami Pengaruh Penggunaan Berbagai Metode Translasi Mata Uang Asing Terhadap Laporan Keuangan
Nilai tukar yang dapat
digunakan saat melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata
uang domestik, yaitu:
a.
Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat
tanggal laporan keuangan.
b.
Kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada
saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika
suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
c.
Kurs rata-rata (average), adalah rata-rata sederhana atau
tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Pengaruh penggunaan
kurs nilai tukar historis dibandingkan kurs nilai tukar kini terhadap laporan
keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing umumnya
mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing
dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.
Penggunaan kurs nilai
tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan dan penurunan dalam ekuivalen
saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi antar periode
pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian
translasi.
Transaksi mata uang
asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan
pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam
atau meminjamkan mata uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang
perusahaan pelapor.
Dari dua jenis
penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang
terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat
transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan pada saat
penyelesaian, yang kedua adalah keuntungan dan kerugian transaksi yang belum
terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi
diselesaikan.
Suatu transaksi yang
direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan keuntungan dan kerugian yang
nyata yang tercermin secepatnya dalam laba, sedangkan penyesuaian translasi
(termasuk keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum terselesaikan)
bersifat belum direalisasi atau masih di atas kertas. Perlakuan akuntansi yang
tepat atas keuntungan dan kerugian jenis ini belum jelas.
6. Melakukan Evaluasi Dan Memilih Metode Translasi Mata Uang Asing Terbaik Sesuai Kondisi Usaha dan Pasar Uang
Satu metode translasi tidak dapat memenuhi dengan
sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan untuk tujuan
yang berbeda. Ada tiga pendekatan translasi yang berbeda yan dapat diterima:
a.
Metode
historis
b.
Metode kini
c.
Tidak
dilakukan translasi sama sekali
Objek translasi adalah untuk mengubah unit
pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk
perusahaan.
Prinsip temporal pada umumnya mempertahankan
prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang
awalnya dinyatakan dalam unit mata uang asing.
Tidak
ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak
stabil dan sangat stabil, karena tidak akan menghasilkan informasi yang
bermakna meski menggunakan metode yang manapun.
Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan
perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan
pemberian informasi bagi para penduduk negara lain yang berada dalam tingkat
perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang
nasional yang dapat dibandingkan.
Kurs translasi yang tepat mencerminkan kenyataan
ekonomi dan usaha yang ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk transaksi
spot di negara di mana akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya adalah
satu-satu kurs yang secara tepat mengukur nilai transaksi sekarang.
Beberapa
kurs nilai tukar, yaitu:
1.
Kurs pembayaran dividen
2.
Kurs pasar bebas
3.
Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan (terkait dengan ekspor atau
impor)
Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu
pengecualian: apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila
beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi
tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang
berlaku tersebut harus digunakan.
7. Memahami Hubungan Antara Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban
depresisasi
yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses
translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar
penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS.
Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang
fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan
hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar
aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan
menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam
mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak
dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Sumber :
Frederick Education – Prentice. D.S.Choi, Gary K.Meek,
International Accounting, Pearson
TUGAS 6
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1.
Memahami
mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga
Dari sudut pandang manajemen,
ketidakakuratan pengukuran ini mendistrosi
o Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
histories
o Anggaran yang menjadi
dasar pengukuran kinerja
o Data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan :
o Kenaikan dalam
proporsi pajak
o Permintaan dividen
lebih banyak dari pemgang saham
o Permintaan gaji dan
upah yang lebih tinggi dari para pekerja
o Tindakan yang
merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena
beberapa alasan :
o
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
o
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga
bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
o
Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi
melambat, akutansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi
yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
2.
Mengetahui
Istilah - Istilah Akuntansi Inflasi Dan Memahami Pengaruh Penyesuaian Harga Terhadap Laporan Keuangan
Daftar istilah Akutansi
Inflasi
a.
Atribut.
Karakteristik kuantitatif suatu pos
Contoh: biaya histories atau biaya
penggantian merupaka atribut suatu aktiva yang diukur untuk keperluan akutansi.
b.
Penyesuaian
biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan tertentu dalam harga
c.
Kekayaan yang
dapat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik
tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
d.
Mekanisme
Penyesuaian. Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal
dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui
tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut
didanai melalui utang.
e.
Ekuivalen Daya
Beli Umum. Jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam
tingkat harga umum.
f.
Keuntungan
kepemilikan suatu investasi. Kenaikan nilai biaya kini nonmoneter suatu aktiva.
g.
Hiperinflasi.
Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu
perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25% pertahun.
h.
Inflasi.
Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian.
i.
Aktiva
moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas
atau piutang usaha.
j.
Keuntungan
Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban
moneter selama periode inflasi.
k.
Kewajiban
moneter. Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa
depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap.
l.
Kerugian
Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya
kativa moneter selama periode inflasi.
m.
Penyesuian
Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus seluruh jumlah modal kerja
yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya.
n.
Penyesuian
Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus seluruh jumlah modal kerja
yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya.
o.
Jumlah
nominal. Jumlah harga mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
p.
Aktiva
Nonmoneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas
seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
q.
Kewajiban
Nonmoneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang
tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan.
r.
Penyesuian
Paritas. Suatu penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara
induk perusahaan dan Negara tuan rumah.
s.
Aktiva
permanent. Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban
tangguhan, dan depresiasi terkait serta jumlah deplesi atau amortisasi.
t.
Indeks Harga.
Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu
keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan
penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun
dasar.
u.
Daya Beli.
Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa.
v.
Laba Riil.
Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
w.
Biaya
penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan
normal usaha.
x.
Mata uang
pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
y.
Mata uang
pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
z.
Mata uang
pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
aa.
Metode
nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi
disebuah lingkungan berinflasi.
bb.
Perubahan
Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan
atau peralatan.
cc.
Metode
translasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan
mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam
mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang
ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan
Jenis Penyesuaian Inflasi
Akutansi untuk pengaruh laporan keuangan atas
perubahntingkat harga umum disebut sebgai model daya beli konstan biaya
histories. Akutansi untuk perubahan harga khususdisebut sebagai model biaya
kini
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap
perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan
biaya histories atau ekuivalen daya beli umum
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks
tingkat harga
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan
jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya
beli pada akhir periode (yaitu daya
beli
konstan biaya histories)
Obyek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Darimana datangnya kerugian moneter?
Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan
kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Perubahan ini
muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, klain terhadap atau kewajiban untuk
m embayarkanmata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha, yang umumnya akan kehilangna daya beli selama
periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang, yang umumnya akan
menimbulkan keuntungandaya beli selama inflasi
Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akutansi utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya histories.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
3.
Menentukan
Perbedaan
Model Akuntansi Biaya Terkini Dan Konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan
keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam
rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah
prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai
historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan
akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa
argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga
umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian
mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan
keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan
akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
4.
Menjelaskan
Perbedaan
Akuntansi
Inflasi
Di Amerika Serikat, Inggris, Dan Brazil
Amerika
Serikat
Pada tahun 1979, FASB
mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan
Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya
beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
-
Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
-
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya
kini
-
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos
moneter bersih
-
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang
dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat
dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan
atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
-
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang aing,
berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
-
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
-
Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya
kini
-
Deviden persaham biasa
-
Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
-
Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk
mengukur laba dari operasi berjalan
Inggris
Laporan biaya kini di
Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
-
Menyajikan akun akun biaya kini sebagai laporan keuangan
dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
-
Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
-
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun
yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Brazil
Akuntansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi
Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai
dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent
meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan dan depresiasi
terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi
kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba
ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian
tingkat harga terhadap modal.
5.
Memahami
Pelaporan
Keuangan
Dalam Perekonomian Hiperinflasi
ED PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali
laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan
entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam
unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait
di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba
rugi dan diungkapkan terpisah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 63 Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri dari paragraf 1 – 40. Seluruh
paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak
dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 63 harus
dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar memilih dan
menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
Pernyataan ini diterapkan untuk laporan keuangan,
termasuk laporan keuangan konsolidasian, dari setiap entitas yang mata uang
fungsionalnya adalah mata uang dari suatu ekonomi yang mengalami hiperinflasi
(selanjutnya disebut ekonomi hiperinflasi. Dalam ekonomi hiperinflasi,
pelaporan hasil operasi dan posisi keuangan dalam mata uang lokal tanpa
penyajian kembali tidak bermanfaat. Uang menjadi kehilangan daya beli
sedemikian rupa sehingga perbandingan jumlah dari transaksi dan kejadian lain
dari waktu ke waktu, bahkan dalam periode akuntansi yang sama, menjadi
menyesatkan.
Pernyataan ini tidak menetapkan pada tingkat
inflasi tertentu dianggap terjadi hiperinflasi. Pertimbangan diperlukan dalam
penentuan kapan penyajian kembali laporan keuangan perlu dilakukan sesuai
dengan pernyataan ini. Karakteristik dari lingkungan ekonomi suatu negara yang
merupakan indikasi bahwa negara tersebut mengalami hiperinflasi antara lain:
a.
Penduduknya
lebih memilih untuk menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk aset nonmoneter atau
dalam mata uang asing yang relatif stabil. Jumlah mata uang lokal yang dimiliki
segera diinvestasikan untuk mempertahankan daya beli;
b.
Penduduknya
mempertimbangkan jumlah moneter bukan dalam mata uang lokal tetapi dalam mata
uang asing yang relatif stabil.
c.
Harga-harga
mungkin dikuotasikan dalam mata uang asing tersebut;Harga yang berlaku dalam
penjualan dan pembelian secara kredit ditentukan dengan memasukkan faktor ekspektasi
hilangnya daya beli selama periode kredit, bahkan jika periode kreditnya
singkat.
d.
Suku bunga,
upah dan harga dikaitkan dengan indeks harga; dan
e.
Tingkat
inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.
Semua entitas yang menyusun laporan keuangan dalam
mata uang ekonomi hiperinflasi yang sama dianjurkan menerapkan Pernyataan ini
dari tanggal yang sama. Namun, Pernyataan ini diterapkan atas laporan keuangan
setiap entitas sejak awal periode pelaporan ketika entitas mengidentifikasi
adanya hiperinflasi di negara yang mata uangnya digunakan oleh entitas tersebut
untuk menyusun laporan keuangan.
6.
Mengetahui
Apakah
Dolar Konstan atau Biaya Kini Lebih Baik Untuk Mengukur Pengaruh Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Ke empat isu itu adalah:
a.
apakah dolar
konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi,
b.
perlakuan
akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi,
c.
akuntasi
inflasi luar negeri,
d.
menghindari
fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi :
Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
(yaitu kas,piutang,dan utang) tergolong kontroversial. Keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam
dolar konstan,saldo awal dan akhir,serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan
kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan
diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang
lain.
Di Inggris keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka
tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus (dan bukan umum). Mekanisme
penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham
yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga.
Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk
menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan, yang disebut sebagai
“Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Pendekatan
di Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi. Namun demikian, penyesuaian dari penyajian bersih aktiva
permanen dan ekuitas pemilik yang disesuaikan dengan tingkat harga menunjukkan
keuntungan atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal
dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi
penyesuaian ekuitas menunjukan adanya bagian dari aktiva permanen yang didanai
oleh utang, sehingga menimbulkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian
ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukan adanya
sebagian modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugian daya beli diakui untuk
bagian ini selama periode inflasi.
SSAP 16 memiliki keunggulan dalam mengatasi
pengaruh inflasi. Sejalan dengan persediaan dan aktiva tetapnya, suatu
perusahaan perlu meningkatkan modal kerja dalam nilai nominal bersih untuk
mempertahankan kemampuan operasinya dengan harga yang semakin meningkat.
Perusahaan juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan utang selama masa inflasi.
Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan
memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu, dan
kemungkinan arus kas masa depan.
Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya
terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur
keuntungan dan kerugian moneter. Karena tidak seluruh perusahaan dapat menyusun
indeks harga beli yang khusus untuk perusahaan itu,pendekatan di Inggris
merupakan alternatif praktis yang baik. Ketimbang mengungkapkan mekanisme
penyesuaian (atau sejenisnya),kami lebih suka untuk memperlakukannya sebagai
pengurangan dari penyesuaian biaya kini untuk depresiasi, harga pokok penjualan
dan modal kerja moneter. Pembebanan biaya kini dari penyajian ulang laba biaya
historis selama masa inflasi akan terhapuskan dengan pengurangan beban jasa
utang yang digunakan untuk mendanai pos-pos operasi tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan :
Akuntansi
untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
a.
laba operasi
(perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
b.
keuntungan
yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva non moneter dengan
nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Meskipun pengukuran
keuntungan kepemilikan dilakukan secara langsung, perlakuan akuntansinya
tidaklah demikian.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi
(yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan)
bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba
berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari
laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya). Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan
kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk
mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya
kini mencakup pos-pos ini, kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai)
kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan
langsung dalam laba.
7.
Definisi
Penurunan
Ganda
(Double
Dip) Dan Menjelaskan Cara Penangannya
Kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena
“double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak
langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi
umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju inflasi internal
suatu negara dengan nilai eksternal valutanya., bukti-bukti memperlihatkan
bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek.
Oleh karenanya, besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan
fenomena perhitungan-ganda akan bervariasi tergantung pada kadar korelasi
negatif antara kurs dengan perbedan inflasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan
dan beban depresiasi dirancang untuk menentukan laba, seperti dilaporkan agar
tidak terjadi overstatement laba. Meskipun begitu akibat hubungan negatif
antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan
saru dengan laporan keuangan yang lain yang berurutan , yang umumnya
diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu), akan
menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi
(yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian translasi yang telah tercermin
dalam laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai
bagian dari penyesuaian inflasi.
Penyesuaian di atas relevan untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang berbasis di AS, yang telah mengadopsi
dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FAS No. 52 dan
yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Penyesuaian
tersebut sangat berhubungan erat dengan perusahaan-perusahaan multinasional
Eropa, jika kita melihat metode-metode translasi valuta yang dewasa ini mereka paki.
Dalam sebuah survey mengenai praktik-praktik translasi valuta asing di Denmark,
Jerman, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris, perusahaan-perusahaan disana
mendemonstrasikan kecendrungan ke arah penggunaan metode translasi kurs
berjalan. Walaupun banyak perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian
translasi valuta dalam cadangan neraca, sejumlah besar perushaan, terutama di
Jerman, Belanda, dan Swedia mencerminkan keuntungan dan kerugian semacam itu
langsung di dalam laba berjalan. Tanpa adanya penyesuaian untuk menghindari
perhitungan ganda yang telah di singgung sebelumnya., perusahaan-perusahaan
semcam itu bisa berakhir dengan laba yang terlalu rendah atau terlalu tinggi,
karena inflasi luar negeri dihitung dua kali.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar