Kamis, Mei 16, 2013

JURNAL I



PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
  PT. ASURANSI RAMA SATRIA WIBAWA


Abstract: This research was aim to know teh influence of quality service to satisfaction of the insurance customer of motor vehicle at PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. Variables that was checked are Service Quality (physical exist, reliability, endurance, guarantee and empathy) as free variable and Customer Satisfaction as tied variable. Method of research was using approach of Explanatory analysis. That’s meaning each variable which focused at hypothesis will be perceived through examination of clause relation between independent variable to dependent variable. In analyse data, use correlation coefficient, regression, determination coefficient and validity tes and reliability which later will be conducted examination of classic assumption. The Result of research was gotten is with analyse influence of quality service to satisfaction of the insurance cutomer of motor vehicle PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. By using analysis of correlation coefficient between variable of quality service togetherly was gotten r = 0,860, which means there are very strong positive relation of quality service of motor vehicle insurance at PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. And level of contribution was given by variable of quality service to varaibel of customer satisfaction is equal to 74,1% and the rest 25,9% caused by other variables which not checked by writer

Kata kunci: Pelayanan dan kepuasan pelanggan



PENDAHULUAN
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Atmawati dan Wahyuddin, 2007).
Kualitas pelayanan dalam suatu perusahaan jasa meliputi lima dimensi dimana lima dimensi tersebut menurut Parasuraman yang dikutip oleh Simamora (2001), meliputi keandalan (reliability), berwujud (tangible), daya tahan (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty).
Pada dekade terakhir, peningkaan kualitas akan jasa yang ditawarkan semakin mendapat banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dengan adanya peningkatan kualitas jasa yang baik maka dapat menimbulkan suatu loyalitas pelanggan, dan berkemungkinan besar menarik pelanggan baru. Pelanggan yang telahh loyal pada suatu produk jasa juga dapat diartikan pelanggan tersebut merasa terpuaskan kebutuhan sehingga melakukan pembelian lebih dari sekali. Hal tersebut sangat menguntungkan perusahaan, karenamellaui terpuasnya kebutuhan pelanggan, pelanggan tidak akan melirik perusahaan lain dan dalam proses loyalitas tersebut, kemungkinan terjadi promosi gratis dalam bentuk work of mouth yang dilakukan oleh pelanggan loyal kepada pelanggan lainnya.
Dalam dunia bisnis, khususnya yang bergerak dalam bidang jasa kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dan menentukan dalam mempertahankan maupun menumbuh kembangkan perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Philip Kotler (2003), bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Maka suatu perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh pelanggan agar mereka puas sesuai dengan harapannya.
Pewrusahaan asuransi sebagai salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa juga perlu memperhatikan lima dimensi kualitas jasa yang dijadikan indikator oleh para nasabahnya dalam menilai apakah jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut tetap exist dan semakin berkembang.
Menurut banyak pelanggan asuransi kendraan pribadi sangat penting sebagai sarana untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, karena saat ini kondisi jalan raya begitu padat menyebabkan tingginya risiko kecelakaan, terutama karena banyaknya pengendara motor yang seringkali kurang memperhatikan pengendara lain. Menurutnya bukti fisik/rate perlindungan menjadi tidak masalah, yang terpenting baginya sebuah perusahaan asuransi dapat memberikan kualitas layanan yang baik, memiliki jaringnan bengkel yang luas dan berkualitas serta dapat menjamin hasil pengerjaan bengkelnya, sehingga pelanggan bisa tenang dan merasa diutamakan.
Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang berdasarkan azas kepercayaan, sehingga masalah kualitas jasa menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan bisnis ini. Sebagai salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa maka perusahaan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa di Jakarta diharapkan mampu untuk selalu konsisten dalam memberikan kualitas pelayanan (service quality) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. PT. Asuransi Rama Satria Wibawa merupakan asuransi kendaraan bermotor yang membuat Aman di Hati dan Ringan di Premi.
Namun untuk dapat menarik pelanggan tidak semudah yang diharapkan, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kendaraan bermotor.               PT.Asuransi Rama Satria wibawa harus bekerja ekstra keras agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya seperti Garda Otto yang sudah sangat terkenal dikalangan masyarakat, dan asuransi Sinar Mas (Simas mobil-nya).
Untuk dapat bersaing PT. Asuransi Rama Satra Wibawa juga tidak mau ketinggalan dengan pendahulunya yang lebih eksis yaitu Garda Otto milik Asuransi Astra Buana. Meski tidak menyediakan mobil Derek khusus sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Garda Otto, PT. Asuransi Rama Satria Wibawa menanggung biaya Derek sampai dengan Rp. 500 ribu. Aspek mudah diterapkan dalam pengelolaan dan pelayanan yang diberikan kepada para pemegang polis termasuk mudah dalam pengajuan prosedur klaim. Aspek reliable diterapkan dalam penunjukkan bengkel rekanan yang memang berkualitas dan suku cadang asli. Sedangkan aspek memorable diberlakukan untuk memikat hati para nasabah agar terkesan dengan seluruh pelayanan yang diberikan oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. Selain itu PT. Rama Satria Wibawa juga mempunyai keunggulan rate premi yang lebih rendah dibandingkan dengan jasa asuransi lainnya.
Dalam menghadapi persaingan dan keinginan nasabah untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik, maka perusahaan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa di tuntut untuk dapat mengedepankan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Dengan penerapan kualitas pelayanan yang baik tersebut diharapkan tercapainya kepuasan pelanggan yang tentunya akan berdampak pada perkembangan perusahaan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).
             Definisi lain menurut Tjiptono, 2006, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatanyang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak berwujud.
 Didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari, jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas tersebut tidak berwujud (Lupiyoadi dan Hamdani,2006).
Industri jasa bervariasi, (Kotler,2005), yaitu; 1). Sektor Pemerintah, seperti: pengadilan, pelayanan ketenagakerjaan, rumah sakit, lembaga pemberi pinjaman, pemadam kebakaran, kantor pos dan sekolah. 2). Sektor Nirlaba Swasta, seperti: museum, badan amal, gereja, perguruan tinggi, yayasan dan rumah sakit. 3). Sektor Bisnis, seperti: perusahaan penerbangan, bank, hotel, perusahaan asuransi, firma hukum, perusahaan konsultan manajemen, praktik kedokteran, perusahaan film, perusahaan real estate. 4). Sektor Produksi, seperti: operator komputer, akuntan dan staf hukum.
            Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2006), kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian
            Kualitas pelayanan merupakan sesuatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi (harapan) dengan kinerja (hasil) (Usmara, 2003).
Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono, 2006), dengan kata lain ada “dua faktor utama mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service atau kualitas jasa yang diharapkan dan kualitas jasa yang diterima atau dirasakan.
            Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik danbmemuaskan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk.
            Menurut Tjiptono (2006), elemen kualitas jasa (pelayanan) terdiri dari : 1). Bukti Fisik (tangible); merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bisa berarti penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parker, keberhasilan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan. Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin (AC), alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas, dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk / jasa. 2). Keandalan (reliability) merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati. Dalam unsur ini, pemasaran dituntut untuk menyediakan produk / jasa yang handal. Produk / jasa jangan sampai mengalami kerusakan / kegagalan. Dengan kata lain, produk / jasa tersebut harus selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan masalah sehingga pelanggan tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada pelanggan. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan teliti. 3). Daya Tanggap  (responsiveness); merupakan keinginan para staf untuk membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan. Para anggota perusahaan harus memperhatikan janji spesifik kepada pelanggan. Unsur lain yang juga penting dalam elemen cepat tanggap ini adalah anggota  perusahaan selalu siap membantu pelanggan. Apapun posisi seseorang di perusahaan hendaknya selalu memperhatikan pelanggan yang menghubungi perusahaan. 4). Jaminan (assurance); merupakan mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Pada saat persaingan sangat kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing. 5). Empati (empathy); merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen. Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon usahakan maksimal tiga kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama. Usahakan pula untuk melakukan komunikasi individu agar hubungan dengan pelanggan lebih akrab. Anggota perusahaan juga harus memahami pelanggan, artinya pelanggan terkadang seperti anak kecil yang menginginkan segala sesuatu atau pelanggan terkadang seperti orang tua yang cerewet. Dengan memahami pelanggan, bukan berarti anggota perusahaan merasa “kalah” dan harus “mengiyakan” pendapat pelanggan, tetapi paling tidak mencoba untuk melakukan kompromi bukan melakukan perlawanan.
            Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan, karena pelanggan akan melakukan pembelian ulang terhadap produk perusahaan. Namun, apabila tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan kecil, maka terdapat kemungkinan bahwa pelanggan tersebut akan pindah ke produk pesaing.
            Wilkie (1990) mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, et al 1990, dalam Tjiptono, (2004) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau malampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
            Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler,2005). Sedangkan menurut Sumarwan (2003), kepuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan nasabah sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut.
            Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan teciptanya loyalitas konsumen, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
            Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation), harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan nasabah sebenarnya adalah persepsi nasabah terhadap kualitas produk tersebut. Di dalam mengevaluasi kualitas suatu produk atau jasa, konsumen akan menilai berbagai atribut (dimensi kualitas pelayanan dan dimensi kualitas produk).
            Kaitan antara kepuasan konsumen dan kesetiaan konsumen tidak bersifat proporsional. Andaikan kepuasan konsumen diberi peringkat dengan skala satu sampai lima. Pada level kepuasan konsumen yang sangat rendah (level satu), para konsumen cenderung menjauhi perusahaan dengan menyebarkan berita jelek tentang perusahaan tersebut. Pada level dua sampai empat, konsumen agak puas tetapi masih merasa mudah untuk beralih ketika tawaran yang lebih baik muncul. Pada level kelima, konsumen sangat cenderung membeli ulang dan bahkan menyampaikan cerita pujian tentang perusahaan.
Kepuasan atau rasa senang yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan merek atau perusahaan tersebut, tidak sekedar suka yang berlebihan. Persepsi konsumen mengenai mutu suatu jasa dan kepuasan menyeluruh, mereka memiliki beberapa indikator / petunjuk yang bisa dilihat (Supranto, 2001). Konsumen mungkin tersenyum ketika mereka berbicara mengenai barang atau jasa. Konsumen mungkin mengatakan hal-hal yang bagus tentang barang atau jasa. Senyum suatu bukti bahwa seseorang puas, cemberut sebaliknya mencerminkan kekecewaan.
Tekanan pada isu pengukuran dalam kepuasan pelanggan sama pentingnya dengan isu pengukuran mengenai instrumen yang dirancang untuk mengukur obyek berupa barang yang bisa diraba (tangible).
            Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh pelanggan. Untuk produk atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda bagi pelanggan yang berbeda.


METODE

Dalam metodologi penelitian ini disajikan metode-metode yang digunakan memecahkan permasalahan. Metode penelitian ini meliputi: populasi dan sampel, teknik pengolahan data, teknik analisis data asumsi klasik.
Penelitian menggunakan pendekatan Explanatory analysis. Artinya setiap variabel yang diketengahkan pada hipotesis akan diamati melalui pengujian hubungan kausal antara variabel independent terhadap variabel dependent. Dalam hal ini mengkaji hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana dalam penelitian ini mengkaji hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor kualitas pelayanan (bukti fisik, keandalan, daya tahan, jaminan dan empati) terhadap kepuasan pelanggan Asuransi kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa.
Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh pelanggan pengguna PT. Asuransi Rama Satria Wibawa di Jakarta dalam penelitian ini bahwa jumlah populasi tidak terhingga. Oleh karena tidak terhingga maka diambil sebanyak 65 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi sampel minimum dalam penelitian yaitu sebanyak 30 (n = 30), dan sampel diambil sewaktu-waktu sampai jumlah yang diinginkan terpenuhi (Accidental Quota)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk menguji apakah tiap-tiap butir pernyataan telah mewakili indikator yang akan diselidiki.Validitas pengukuran tersebut dapat dilihat dengan bantuan sofware SPSS Ver. 21.0. Menurut Riduwan dan Sunarto, 2007, untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected item-Total Correltion yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r tabel, jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel atau nilai r hitung > nilai t tabel, maka item tersebut dianggap valid.



Tabel - 1: Uji Validitas Instrumen Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa

Kuesio ner
r hitung
r tabel
Kesim pulan
Tangi ble
Reliabi lity
Responsive ness
Assurance
Emphaty
Kepuasan

Inst. 1
0.697
0.501
0.597
0.615
0.641
0.460
0.244
Valid
Inst. 2
0.692
0.614
0.740
0.511
0.549
0.412
0.244
Valid
Inst. 3
0.629
0.642
0.677
0.462
0.464
0.325
0.244
Valid
Inst. 4
0.347
0.508
0.621
0.617
0.533
0.694
0.244
Valid
Inst. 5
0.607
0.681
-
0.501
0.302
0.382
0.244
Valid
Inst. 6
0.435
-
-
-
-
0.319
0.244
Valid
Sumber: Data diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 6 butir pernyataan dari variabel tangible, 5 butir pernyataan dari variabel reliability, 4 butir pernyataan dari variabel responsiveness, 5 butir pernyataan dari variabel assurance, 5 butir pernyataan dari variabel emphaty hasilnya adalah valid. Kemudian dari 6 butir pernyataan dari variabel kepuasan pelanggan hasilnya juga valid

Uji Reliabilitas
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukurannya dapat diandalkan dan konsisten. Pada tabel hasil pengujian berikut diketahui bahwa semua variabel mempunyai cronbach alpha > 0.6 yang berarti bahwa semua variabel dalam penelitian ini dapat diandalkan.

   Tabel – 2: Uji Reliabilitas PT. Asuransi Rama Satria Wibawa
Variabel
Koefisien Cronbach Alpha
Keterangan
Tangible
0.678
Reliabel
Reliability
0.642
Reliabel
Responsiveness
0.633
Reliabel
Assurance
0.654
Reliabel
Emphaty
0.662
Reliabel
Kepuasan pelanggan
0.746
Reliabel
       Sumber: Data diolah tahun 2013
Berdasarkan angka-angka reliabilitas cronbach alpha tersebut tampak bahwa seluruh pernyataan yang ada membentuk ukuran yang reliabel yaitu dari variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan kepuasan pelanggan.

PEMBAHASAN PENELITIAN
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menguji kelayakan model yang dihasilkan, artinya model dapat mempredikasikan dependen variabel, karena model tersebut adalah model yang baik, searah, tidak bisa dan dapat diprediksikan. Ada empat asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: multikolinearitas, heterokedastisitas, normalitas, dan autokorelasi

Multikolinearitas
Tujuan uji multikoliniearitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem  multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.
Guna mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada model regresi linear ada beberapa cara yang salah satunya adalah dapat dilihat dari Variance Inflatation Factor, jika VIF < 10 maka tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

Tabel – 3: Kelayakan Model Atas Asumsi Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
7.108
1.971

3.606
.001


Tangible
.211
.114
.283
2.853
.039
.428
2.338
Reliability
.212
.104
.249
2.032
.044
.664
1.507
Responsive
.213
.156
.206
2.364
.046
.438
2.281
Assurance
.059
.114
.063
2.516
.008
.672
1.489
Emphaty
.068
.153
.064
2.449
.015
.496
2.016
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
     Sumber: Data diolah tahun 2013

Berdasarkan table coefficient terlihat untuk kelima variable independent, angka VIF lebih kecil dari 10 (2.338, 1.507, 2.281, 1.489 dan 2.016). Dengan demikian dapat disimpululkan model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

Heterokedastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika variance berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas
Dasar pengambilan keputusan; - Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas dan - Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Dari gambar di atas
Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi heterokedastisitas digunakan analisis scatter plot melalui program SPSS Ver. 21.0.
Berikut ini adalah pengujian asumsi heterokedastisitas
 
                                 Gamabar Scatter plot
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi kepuasan pelanggan berdasarkan masukan variabel independent-nya.

Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk Menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Dasar pengambilan keputusan; a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk mengetahui lebih lanjut, apakah model regresi adalah memenuhi asumsi normalitas digunakan pengujian asumsi dengan menggunakan program SPSS Ver. 21.0 yang hasilnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi kepuasan pelanggan berdasarkan maasukan variabel bebas-nya


Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahanpada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
Panduan mengenai D-W (Durbin Watson) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, secara umum bisa diambil patokan bahwa: a). Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; b). Angka D-W di antara  -2 sampai +2 berati tidak ada autokorelasi; c).Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.


 Tabel – 4: Kelayakan Model Atas Asumsi Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.861a
.741
.691
.98386
2.000

Berdasarkan model summary, terlihat angka D-W sebesar +2.000, hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS
Tabel – 5: Pengaruh Simultan Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa


Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R Square
t hitung
t  tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
0.860
0.741

1.998
7.108

0.001
5%
Tangible


2.853


0.211


Reliability


2.032


0.212


Responsiveness


2.364


0.213


Assurance


2.516


0.059


Emphaty


2.449


0.068


Pengujian Signifikansi
F hitung > F tabel = 8.238 > 2.371
Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Korelasi yang dihasilkan antara variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance  and emphaty dengan kepuasan pelanggan asuransi bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa pada tingkat hubungan yang sangat kuat yaitu 0,86 atau 86%. Kemudian sumbangan yang diberikan oleh variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance  and emphaty dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa adalah 0,741 atau 74,1% sedangkan sisanya sebesar 25,9% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Untuk membuktikan apakah benar bahwa hubungan yang dihasilan antar variabel tersebut benar atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan F hitung dengan F tabel (F hitung 8.238 > F tabel 2.371), artinya benar bahwa variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance  and emphaty dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa mempunyai hubungan yang sangat kuat. Selanjutnya untuk memprediksi model persamaan regresi linear tersebut, perhatikan model yang dihasilkan yaitu Y = 7.108 + 0.211X1 + 0.212X2 + 0.213X3 + 0.059X4 + 0.068X5. Sehingga apabila tangible, reliability, responsiveness, assurance  and emphaty bernilai 0 (nol) maka kepuasan pelanggan bernilai 7.108 dan apabila tangible dinaikkan sebesar 0.211, maka berakibat pada kenaikkan kepuasan pelangan sebesar satu satuan, apabila reliability dinaikkan sebesar 0.212, maka berakibat pada kenaikkan kepuasan pelangan sebesar satu satuan, apabila responsiveness dinaikkan sebesar 0.213, maka berakibat pada kenaikkan kepuasan pelangan sebesar satu satuan, apabila asssurance dinaikkan sebesar 0.059, maka berakibat pada kenaikkan kepuasan pelangan sebesar satu satuan, demikian halnya dengan emphaty apabila dinaikkan sebesar 0,068 maka menyebabkan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa meningkat sebesar satu satuan.


Tabel – 6: Pengaruh Parsial Tangible terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi Kendaraan Bermotor PT.  Asuransi Rama Satria Wibawa

Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R. Square
t hitung
t tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
Tangible
0.742
0.551
5.122
1.998
11.400
0.405
0.000
5%
 Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Hubungan parsial yang dihasilkan oleh variabel tangible dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sebesar 0,742 pada tingkat hubungan yang kuat, sedang nilai R square (R2) sebesar 0.551 atau 55.1% maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel tangible mampu memberikan sumbangan sebesar 55.1% kepada variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, sedangkan sisanya sebesar 44,9% disumbangkan oleh faktor lain. Kemudian model regresi yang diperoleh adalah Y = 11.400 + 0.405X1, yang berarti bahwa variabel tangible mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, dengan koefisien sebesar 0.405. Lebih lanjut, apakah model yang berprediksi positif dan memberikan kontribusi yang kuat tersebut signifikan, maka dilakukan pengujian t hitung dibandingkan t tabel dimana t hitung lebih besar dari  t tabel (5.122 > 1.998), maka hubungan yang dihasilkan variabel tangible dengan variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa dapat dikatakan signifikan yang kuat.


Tabel – 7: Pengaruh Parsial Reliability terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa

Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R. Square
t hitung
t tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
Reliability
0.642
0.412
3.688
1.998
13.251
0.359
0.000
5%
 Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Hubungan parsial yang dihasilkan oleh variabel reliability dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sebesar 0.642 pada tingkat hubungan yang kuat, sedang nilai R square (R2) sebesar 0.412 atau 41.2% maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel reliability mampu memberikan sumbangan sebesar 41.2% kepada variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, sedangkan sisanya sebesar 58.8% disumbangkan oleh faktor lain. Kemudian model regresi yang diperoleh adalah Y = 13.251 + 0.359X2, yang berarti bahwa variabel reliability mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, dengan koefisien sebesar 0.359. Lebih lanjut, apakah model yang berprediksi positif dan memberikan sumbangan yang kuat tersebut signifikan, maka dilakukan pengujian t hitung dibandingkan t tabel dimana t hitung lebih besar dari  t tabel (3.688 > 1.998), maka hubungan yang dihasilkan variabel reliability dengan variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa dapat dikatakan signifikan yang kuat.

Tabel – 8: Pengaruh Parsial Responsiveness terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa
Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R. Square
t hitung
t tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
Responsivenes
0.511
0.261
4.720
2.048
12.338
0.528
0.000
5%
 Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Hubungan parsial yang dihasilkan oleh variabel responsiveness dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sebesar 0.511 pada tingkat hubungan yang sedang, sedang nilai R square (R2) sebesar 0.261 atau 26.1% maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel responsiveness mampu memberikan sumbangan sebesar 26.1% kepada variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, sedangkan sisanya sebesar 73.9% disumbangkan oleh faktor lain. Kemudian model regresi yang diperoleh adalah Y = 12.338 + 0.528X3, yang berarti bahwa variabel responsiveness mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, dengan koefisien sebesar 0.528. Lebih lanjut, apakah model yang berprediksi positif dan memberikan sumbangan yang sedang tersebut signifikan, maka dilakukan pengujian t hitung dibandingkan t tabel dimana t hitung lebih besar dari  t tabel (4.720 > 1.998), maka hubungan yang dihasilkan variabel responsiveness dengan variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa dapat dikatakan signifikan yang sedang.

Tabel – 9:  Pengaruh Parsial Assurance terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi   Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa

Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R. Square
t hitung
t tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
Assurance
0.334
0.112
2.817
1.998
14.153
0.314
0.006
5%
 Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Hubungan parsial yang dihasilkan oleh variabel assurance dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sebesar 0.334 pada tingkat hubungan yang kurang kuat, sedang nilai R square (R2) sebesar 0.112 atau 11.2% maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel assurance memberikan sumbangan sebesar 11.2% kepada variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, sedangkan sisanya sebesar 88.8% disumbangkan oleh faktor lain. Kemudian model regresi yang diperoleh adalah Y = 14.153 + 0.314X4, yang berarti bahwa variabel assurance mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, dengan koefisien sebesar 0.314. Lebih lanjut, apakah model yang berprediksi positif dan memberikan sumbangan yang kurang kuat tersebut signifikan, maka dilakukan pengujian t hitung dibandingkan t tabel dimana t hitung lebih besar dari  t tabel (2.817 > 1.998), maka hubungan yang dihasilkan variabel assurance dengan variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa dapat dikatakan signifikan tapi kurang kuat.

Tabel – 10: Pengaruh Parsial Emphaty terhadap Kepuasan Pelanggan Asuransi Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa

Hubungan Variabel
P A R A M E T E R
Mult. R
R. Square
t hitung
t tabel
Konstanta
Coef. B
Sig
α
Emphaty
0.415
0.172
3.621
1.998
11.722
0.447
0.001
5%
 Keterangan: Variabel Kepuasan Pelanggan
 Sumber: data diolah tahun 2013

Hubungan parsial yang dihasilkan oleh variabel emphaty dengan kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sebesar 0.415 pada tingkat hubungan yang sedang, sedang nilai R square (R2) sebesar 0.172 atau 17.2% maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel emphaty memberikan sumbangan sebesar 17.2% kepada variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, sedangkan sisanya sebesar 82.8% disumbangkan oleh faktor lain. Kemudian model regresi yang diperoleh adalah Y = 11.722 + 0.447X5, yang berarti bahwa variabel emphaty mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, dengan koefisien sebesar 0.447. Lebih lanjut, apakah model yang berprediksi positif dan memberikan sumbangan yang sedang  tersebut signifikan, maka dilakukan pengujian t hitung dibandingkan t tabel dimana t hitung lebih besar dari      t tabel (3.621 > 1.998), maka hubungan yang dihasilkan variabel emphaty dengan variabel kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Rama Satria Wibawa dapat dikatakan signifikan yang sedang.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

            Dari hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan (bukti fisik, keandalan, daya tahan, jaminan dan empati) terhadap kepuasan pelanggan asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Rama Satria Wibawa, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Secara simultan kualitas pelayanan memberikan sumbangan yang kuat yakni sebesar 74.1% terhadap kepuasan pelanggan.  2). Secara parsial variable tangible memberikan sumbangan yang sedang yakni 55.1% terhadap kepuasan pelanggan. 3). Variable Reliability memberikan sumbangan yang relative sedang yakni 41.2% terhadap kepuasan pelanggan. 4). Variable Responsiveness memberikan sumbangan yang relative kecil yakni 26.1% terhadap kepuasan pelanggan. 5). Variable Assurance memberikan sumbangan yang sangat kecil yakni 11.2% terhadap kepuasan pelanggan. 6). Variabel Emphaty memberikan sumbangan yang relative kecil 17.2% terhadap kepuasan pelanggan.

Saran

 Dari analisis pembahasan di atas, saran yang dapat diberikan dan dipertimbangkan oleh pihak perusahaan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: 1). Hasil riset menunjukkan bahwa variable tangible mempunyai pengaruh yang lebih dominan dibandingkan variable yang lain, oleh karena itu disarankan kepada perusahaan agar kualitas pelayanan yang berupa wujud fisik selalu baik seperti yang sudah dilakukan, karena semakin baik kualitas pelayanan yang berupa wujud fisik di mata pelanggan akan semakin besar tingkat kepuasan pelanggan yang akan memberikan pengaruh kepada citra perusahaan. 2). Untuk variable assurance dan emphaty yang memberikan konstribusi relative kecil, perusahaan perlu meningkatkan jaminan yang menjadisalah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Oleh karena itu PT. Asuransi Rama Satria Wibawa perlu meningkatkan jaminan sehingga pelanggan akan merasa senangdan nyaman dalam menerima pelayanan yang diberikan. 3). Kepedulian perusahaan yang telah diberikan kepada pelanggan perlu ditingkatkan dengan cara karyawan harus lebih baik dan peka terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA
A.    Usmara, 2003, Strategi Beru Manajemen Pemasaran, Amara Books, Jakarta
Assegaff, Mohammad, 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda di Kota Semarang), Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10 No.2. Juli, Unisulla Semarang, Semarang
Atmawati dan Wahyudin, 2007, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari Departement Store di Solo Grand Mall, Tesis, Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhamamdiyah Surakarta
Bilson Simamora, 2001, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Edisi Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Fandy Tjiptono, 2006, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Edisi V, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta
Jenu Wijaya Tandjung, 2004, Marketing Management, (Pendekatan pada Nilai-Nilai Pelanggan), Bayumedia, Bandung
Kotler, dkk, 2000, Manajemen Pemasaran, Perspektif Asia, Penerbit Andi, Yogyakarta
Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta
Lind, 2002, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
Lupiyoadi, Hamdani, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis Organisasional, Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP, Semarang
Rambat Lupiyoadi, 2004, Entrepreneurship from Mindset to Strategy, LPFEUI, Jakarta
Riduwan, Sunarto, 2011, Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Cetakan 1, Penerbit Alfabeta, Bandung
Setiaji, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, CV Alfabeta, Bandung
Singgih Santoso, 2001, Buku latihan SPSS: Statistika Multivariat, Elex Medio Komputindo, Jakarta
Singarimbun, Masri, 1995, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta
Sugiyono, 2005, Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta
Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta
Supranto, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan Pasar, Cetakan Kedua, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Wilkie, 1990, Consumer Behaviour, Building Marketing Strategy 9/e Asia: Mc Graw-Hill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar